Rabu, 24 November 2010

Psikologi Konsumen

.. IKLAN ..

Pengertian Iklan
Iklan yang berarti pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media (Kasali.1995:9). Iklan merupakan sarana komunikasi terhadap produk yang disampaikan melalui berbagai media dengan biaya pemrakarsa agar masyarakat tertarik untuk menyetujui dan mengikuti (Pujiyanto.2001:3-4). Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak, orisinal, serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasif sehingga para konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan (Jefkins, 1997:18).
Ralph S. Alexander dalam Jefkins (1997 : 110) merumuskan dengan Association Marketing Association (AMA), bahwa iklan menegaskan empat pokok batasan, yaitu :
1.      Penyajian gagasan terhadap barang, yaitu suatu bentuk iklan yang ditampilkan berdasarkan konsep produknya.
2.      Iklan ditujukan kepada khalayak, yaitu iklan yang dapat menjangkau masyarakat kelompok besar yang di persempit menjadi kelompok pasar.
3.      Iklan mempunyai sponsor yang jelas, yaitu terciptanya iklan atas pemrakarsa perusahaan yang membiayainya.
4.      Iklan dikenai biaya penyajian, yaitu dalam penyebaran, penerbitan dan penayangan atas biaya perusahaan.
Fungsi iklan dalam pemasaran adalah memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan kepuasannya.
Tujuan Iklan
Menurut Rhenald Kasali (1995 : 159) biasanya di bangun atas empat komponen, yaitu :
1.      Aspek perilaku merupakan tindakan-tindakan yang diharapkan pada calon pembeli
2.      Sikap yang diharapkan yang menyangkut sikap atau keistimewaan produk
3.      Kesadaran dalam mengembangkan produk-produk baru di pasaran merebut calon pembeli
4.      Positioning, sasaran konsumen

Rumus untuk menilai iklan yang baik, yaitu  rumus SUPER"A". Rumus SUPER"A" merupakan singkatan dari elemen-elemen berikut ini:
1. Simple (S)
Simple artinya sederhana. Untuk brand baru "sederhana" dipahami sebagai      "dapat dimengerti sekali lihat". Contohnya Iklan Kit Kat dengan slogannya "ada break ada Kit Kat". Slogan ini dengan mudah masuk dalam ingatan kita bahwa Kit Kat adalah makanan ringan untuk waktu istirahat. Sebaliknya, untuk brand yang sudah mapan, sederhana dipahami sebagai tidak banyak elemen, namun tetap komunikatif. Dalam bentuk yang sederhana konsumen mampu menangkap adanya makna.

2. Unexpected (U)
Unexpected artinya tidak terduga. Di tengah derasnya arus iklan yang kita lihat setiap harinya, iklan yang baik adalah iklan yang idenya tidak terduga, di luar bayangan kita sehingga kita berdecak kagum. Iklan seperti ini akan selalu diingat dan menjadi the top of mind, paling tidak dalam segmentnya.

3. Persuasive (P)
Persuasif disebut juga dengan daya bujuk, yang berarti mempunyai kemampuan menyihir orang untuk melakukan sesuatu. Iklan yang berpersuasif mampu menggerakkan konsumen untuk mendekatkan diri dengan brand dan tertarik untuk mencobanya. Jangan lupa, daya persuasif sebuah iklan harus diarahkan pada brand. Sasarannya adalah konsumen tertarik kepada brand sebuah produk. Jangan sampai yang menjadi the top of Mind konsumen adalah iklan, bukan brand itu sendiri.

4. Entertaining (E)
Dalam era yang sudah over comunication dan juga over iklan ini, pembuat iklan harus kreatif. Pesan yang disampaikan dalam iklan, harus dapat tersampaikan ketika konsumen melihat iklan yang ditayangkan. Lebih lagi, jika kita menginginkan iklan yang kita buat teringat di benak konsumen. Iklan yang standar mungkin tidak mengesalkan hati konsumen, namun iklan itu juga tidak akan tertanam dalam benak konsumen. Iklan yang baik akan tertanam di benak konsumen. Iklan-iklan tersebut mengandung unsur hiburan. Iklan yang mempunyai sifat menghibur mampu memainkan emosi konsumen untuk tertawa, menyanyi, menari, menangis, atau terharu. Iklan seperti itu mampu mengangkat simpati konsumen terhadap brand yang diiklankan.

5.            Relevant (R)
Dalam beriklan, kita dituntut untuk kreatif. Penyampaian iklan tidak harus lugas menunjukkan agar konsumen segera menggunakan iklan yang kita tawarkan. Iklan yang baik harus menggunakan berbagai gaya berbahasa: asosiasi, analogi, hiperbola, metafora, dan lain-lain. Dengan kata lain, iklan bolehlah melantur kemana-mana, dengan syarat harus relevan. Iklan yang baik harus dapat dipertanggungjawabkan, harus tetap dapat dirasionalisasi, harus ada hubungan dengan brand dari produk yang kita iklankan. Iklan harus relevan dengan brand, baik brand positioning, maupun brand personality.

6.      Acceptable (A)
Unsur acceptable atau penerimaan sangat berkaitan dengan budaya yang berlaku di masyarakat. Membandingkan secara langsung produk kompetitor dengan produk yang kita iklankan, dirasa tidak dapat diterima oleh masyarakat. Begitu juga dengan iklan yang menampilkan kekerasan. Iklan yang baik, adalah iklan yang dapat diterima oleh masyarakat, sesuai dengan nilai budaya setempat. Untuk itu, berpeganglah pada hati nurani. Kita dianugerahi Tuhan sebuah hati nurani yang mampu menuntun kita untuk menilai apakah iklan yang kita buat, sesuai atau tidak dengan nilai-nilai budaya di masyarakat.

Referensi :
http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2018848-bahasa-iklan-dan-fungsinya/

Rabu, 27 Oktober 2010

Disain Mewah, Fitur Standar (Psikologi Konsumen)


Disain Mewah, Fitur Standar
(Nokia 3806 CDMA)
Pilihan Baru untuk Pasar CDMA

Sumber : Tabloid PULSA, Edisi 183

            Nokia menghadirkan satu seri CDMA yang tidak biasa. Demikian karena umumnya ponsel-ponsel CDMA simple, tidak memperhatikan disain dan hanya menonjolkan fungsionalitas komunikasinya semata. Nokia 3806 merupakan candybar klasik yang memadukan fungsi ponsel standar dengan disain yang elegan. Penggunanya tentu tidak hanya akan memperoleh value dari layanan-layanan yang tersemat dalam ponsel ini, melainkan juga dapat memamerkan disain tanpa malu-malu lagi.
            Ponsel ini mengadopsi model candybar. Keypadnya bermodel numeric biasa. Yang menarik tentunya balutan warna kombinasi hitam metallic, cokelat dan cokelat keemasannya yang menyatu dalam casing ponsel ini. Tampilan muka berwarna hitam metallic dengan permukaan rata mulai dari ujung atas, layar 2.2-inch WVGA, hingga keypad paling bawah. Yang menonjol hanyalah ring pada tombol D-padnya. Garis cokelat keemasan melingkari tepi muka casingnya. Balutan garis-garis warna keemasan ini membuat tampilan ponsel ini terlihat mewah dan cukup elegan.
            Nokia 3806 CDMA menghadirkan layanan multimedia berupa kamera, video recorder & player, radio, voice recorder, equalizer dan media player. Untuk layanan audio, ponsel ini menampilkan pemutar file audio player, recorder dan radio FM. Cukup jelas suara yang dikeluarkan. Untuk pemutar radionya, saluran yang mampu disimpan sebanyak 20 saluran, kualitas suara yang dihasilkan jernih dan jelas. Ponsel ini juga menghadirkan browser yang menampilkan page dalam format WAP. Layanan online lain yang dihadirkan berupa aplikasi Facebook mobile dan layanan Brew. Aplikasi-aplikasi tambahan yang dihadirkan di ponsel ini berupa game Sudoku, layanan Health assistant dan Expense manager.

Opini :
            Nokia 3806 CDMA cukup menonjol dari desain dengan guratan warna emasnya. Tampilan seperti ini tentunya diatas rata-rata untuk ukuran ponsel CDMA. Layanan Brew nya akan sangat membantu dalam hal dukungan aplikasi-aplikasi terbaru. Kualitas multimedia nya sekalipun masih standar masih bisa menjadi alternative ‘on the go’ khususnya music player dan FM radio nya.


Sabtu, 09 Oktober 2010

Orientasi Psikologi Konsumen

ORIENTASI PSIKOLOGI KONSUMEN

A.       Pengertian Psikologi Konsumen
Psikologi konsumen sama dengan perilaku konsumen, yaitu tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.

B.        Perilaku Konsumen dari sudut pandang Psikologi
Menurut Gerald Zaltman, perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan, proses dan hubungan social yang dilakukan oleh individu, kelompok dan organisasi dan mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalaman dengan produk, pelayanan dan sumber-sumber lainnya (1979:6).
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku  konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian, yaitu :
1.      Motivasi, merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2.      Persepsi, merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3.      Pembentukan sikap, merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.      Integrasi, merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan, perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
5.      Pembelajaran, merupakan proses belajar yang dilakukan seseoranng setelah membeli produk tersebut dengan melihat apakah produk tersebut memiliki kegunaan dan akan dijadikan sebagai alternative dalam pembelian selanjutnya.

C.        Konsumsi, Konsumen, Konsumtif dan Konsumerisme
Konsumsi adalah penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tujuan konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup secara langsung
Konsumen merupakan seorang individu atau organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user.
Konsumtif merupakan perilaku yang boros, yang mengkonsumsi barang-barang atau jasa secara berlebihan yang ;ebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, serta tidak ada skala prioritas atau juga dapat diartikan sebagai gaya hidup yang bermewah-mewah.
Konsumerisme merupakan gerakan yang memperjuangkan kedudukan yang seimbang antara konsumen, pelaku usaha dan Negara dan gerakan tidak sekedar hanya melingkupi isu kehidupan sehari-hari mengenai produk harga naik atau kualitas buruk, termasuk hak asasi manusia berikut dampaknya bagi konsumer.

D.       Pengaruh Lingkungan terhadap Perilaku Konsumen
Lingkungan mempunyai peranan penting dalam psikologi konsumen. Melalui lingkungan kita bisa mendapatkan informasi- informasi (komunikasi) yang akan menyediakan dan dapat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan konsumen, dan selera pasar. Adapun bentuk dari komunikasi dari mulut ke mulut, komunikasi pemasaran dan lintas kelompok. Lingkungan yang berupa adalah lingkungan sosial budaya seperti keluarga,kelas social, sumber-sumber informal dan komersial, budaya, sub budaya.
Dampak Positif
Kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar yang bertambah yang mana itu dapat mengurangi tingkat pengangguran khususnya di lingkungan masyarakat tersebut.

Dampak Negatif
1.      Dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat walaupun tidak begitu signifikan.
2.      Polusi udara yang mana dapat mengganggu tingkat kesehatan masyarakat.
3.      Polusi suara yang berasal dari mesin produksi.
4.      Dapat mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar.
Referensi
Perilaku Konsumen :Implikasi pada Strategi Pemasaran/teknik, Suryani, Edisi Pertama:Yogyakarta:2008, Graham Ilmu